Kamis, 06 Maret 2008

ATHETOSIS

PENDAHULUAN

Athetosis merupakan suatu istilah medis yang digunakan pada suatu pergerakan yang lambat, tidak bertujuan, tidak disadari pada tangan dan kaki. Jari-jari secara terpisah bergerak fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi dalam pola yang keseluruhan tidak teratur. Tangan keseluruhan juga bergerak, dan lengan, jari kaki dan kaki dapat juga terkena.

Kondisi ini biasanya dikarenakan adanya lesi di otak yang menyebabkan hemiplegia, dan terutama sering pada masa kanak-kanak. Terkadang ditemukan sebagai congenital, dan selebihnya dikarenakan kerusakan otak pada saat lahir. Atethosis lebih sering dikaitkan dengan hemiplegia, suatu kondisi dimana pada awalnya ketidak dapatan bergerak secara sadar dari bagian tubuh yang terkena: namun kemudian, terdapat pulihnya sejumlah tertentu kekuatan bergerak dari bagian tubuh yang terkena, pergerakan berirama yang lambat dari athetosis adalah yang pertama ditemukan. Namun demikian, atehosis tidak pernah didapati jika tidak terjadi pemulihan kemampuan gerak yang disadari. Distribusinya oleh karenanya selalu terjadi hemiplegia, dan seringkali dikaitkan dengan sedikit banyaknya gangguan kejiwaan .

Pergerakan ini mungkin ada ataupun tidak pada saat tidur. Pergerakan ini tidak dapat ditahan lebih dari beberapa detik oleh keinginan, dan diperberat dengan pergerakan yang disadari. Prognosisnya tidak terlalu baik, karena kondisi ini cenderung untuk tidak mengalami perubahan dalam bertahun-tahun, meskipun perbaikan terkadang terjadi, bahkan pada sedikit kasus, adanya pemulihan total.


DEFINISI

Athetosis adalah suatu pergerakan lambat yang berkelanjutan, berliku, seperti menggeliat, terjadi pada tangan dan kaki. Pergerakan yang menyerupai atethosis disebut dengan pergerakan athetoid. Dikatakan bahwa kondisi ini terjadi akibat adanya kerusakan pada corpus striatum di otak, dan dapat juga disebabkan oleh karena lesi pada thalamus motorik.

Athetosis dibedakan dengan pseudoathetosis, yang merupakan suatu pergerakkan menggeliat yang abnormal, terutama pada jari-jemari, yang terjadi ketika menutup mata, disebabkan oleh karena kegagalan sensasi posisi sendi (proprioception), seperti yang sering terjadi pada neuropati perifer.

PATOFISIOLOGI

Penelitian dengan Electromyografi menunjukka bahawa terdapat suatu lepasan sinyal listrik yang tidak tersinkronisasi pada motor unit yang menyerupai persarafan normal volunter, kecuali bahwa hal ini terjadi tanpa disadari, dan tidak adanya relaksasi normal pada otot-otot yang berlawanan, oleh karenanya, tentu saja, terjadi distorsi dan menggeliat.

Pergerakan dan postur yang abnormal ini tidak selalu disebabkan oleh karena bagian dari korda posterior, sebagaimana halnya dengan jenis lainnya dari “ spastisitas “ dan “ rigiditas “. Ini adalah salah satu al;asan mengapa banyak operasi termasuk pemotongan saraf perifer kurang efektif, tindakan tersebut hanya sekedar membalikkan deformitas yang sudah terjadi. Fiksasi dengan bidai ataupun cast (penyangga) melibatkan bahaya terjadinya luka karena tekanannya. Pada athetosis sepertinya diduga bahwa keadaan ini tidak tergantung pada pelepasan dan penguatan dari lokal reflek yang predominan (sebagaimana terjadi pada hemiplegic spasticity), namun oleh karena aliran berulang-ulang impuls dari pusat yang lebih tinggi sebagai respon dari rangsangan afferent oleh berbagai sebab. Karena pergerakan involunter ini terjadi pada daerah yang hemiplegi, kemungkinan impuls ini tidak melalui traktur piramidalis.

VARIASI KLINIS ATETHOSIS

Mekanisme fisiologis yang disebutkan diatas terlihat alam kasus-kasus dimana terdapat kerusakan pada titik tertentu di ganglia basalis : bagian mesial dan yentral dari thalamus, nucleus lenticularis, corpus luysi, dan terkadang red nucleus dan traktus yang mengarah ke daerah tersebut dari cerebellum. Posisi lesi dikaitkan dengan sistem pyramidal dan extrapyramidal ditunjukkan secara skematik pada Gambar 1. cedera semacam itu dapat dihasilkan oleh berbagai sebab. Etiologi tersering dari sindroma ini adalah cedera pada saat lahir. Pada delapan belas dari tiga puluh delapan kasus yang terjadi, terdapat riwayat definitif adanya trauma pada saat lahir, dan pada masing-masing kasus jabang bayi diketahui mengalami kelumpuhan segera. Pada dua kasus, bayi lahir prematur, dan pada satu kasus, terdapat penyakit perdarahan, dengan onset gejala tujuh bulan, dua belas tahun, dan delapan bulan kemudian. Gejalanya biasanya mengalami retardasi; pada duabelas kasus diamati terjadi pada usia delapan dan dua puluh tahun. Dua dari penyakit ini diketahui menurun pada keluarga; pada sepuluh lainnya tidak ada etiologi yang diketahui (idiopatik).

Athetosis dapat juga terjadi pada penyakit infeksi dan penyakit degeneratif serta rudapaksa. Satu kasus terjadi adanya hemiplegia setelah infeksi pneumonia, dan pernah dilaporkan juga terjadi setelah encephalitis, multiple sclerosis, serta rudapaksa. Athetosis sebagai akibat adanya suatu tumr sangat jarang terjadi tumor.

Belum ada statistik yang dapat dipercaya yang telah tersedia, namun insidensi trauma lahir pada umumnya relatif lebih besar daripada kasus poliomyelitis, dan, secara kasar diperkirakan, antara 10 dan 25 persen. Dari kasus-kasus trauma lahir menunjukkan adanya athetosis atau dystonia. Pasiennya sebagian tidak mengalami gangguan intelegensi..


PENATALAKSANAAN

Athetosis pada masa lalu dianggap sebagai suatu neurosis. Memang tidak diragukan bahwa pergerakan yang abnormal biasanya sangat meningkat dalam pengaruh ledakan emosi atau kegembiraan, dan pasien seringkali mengalami perbaikan setelah keadaan mejadi lebih tenang.


Fisioterapi

Pelatihan otot dan latihan tertentu menunjukkan hasil yang menggem,birakan pada beberapa kasus. Peningkatan kekuatan atau nutrisi otot jarang diperlukan. Yang diperlukan adalah relaksasi, dan hal ini terbukti sulit dilatih. Sayangnya, belum ada analisa statistik dari penelitian yang telah dilakukan. Analisa semacam itu akan selalu berharga, dan jika berhasil, tidak perlu dipertimbangkan tindakan lainnya yang lebih drastis, namun berdasarkan pertimbangan kemampuan intelegensi dan keinginan pasien terbukti banyak yang tkurang berhasil dengan cara ini.

Terapi Obat-obatan

Di masa lalu penggunaan obat-obatan sepenuhnya tidak memperoleh hasil yang memuaskan. Telah dilaporkan penggunaan kurare dengan hasil yang menjanjikan, yang memberikan relaksasi dari spastisitas hemiplegik dan pergerakan athetoidyang berlangsung terkadang sampai beberapa hari. Pengobatan semacam ini belum menjadi dasar praktis medis

Pengobatan Bedah Ortopedik

Secara keseluruhan, sedikit yang sudah didapatkan untuk sindroma atethoid dengan operasi otot dan saraf perifer. Pemotongan Posterior-root menggunakan cara Stoffel dikontraindikasikan. stabilisasi ankle atau tenotoniy tendon Achilles dalam beberapa kasus menguntungkan. Fiksasi External dari ektremitas yang terkena jarang dilakukan.


Pengobatan Bedah Saraf

Operasi yang sukses pertama kali untuk athetosis dilaprkan oleh Horsley pada tahun 1909. pada suatu kasus athetosis di salah satu lengan, Horsley melakukan reseksi corteks motoris yang berkorespondensi, hal ini mengentikan pergerakan abnormal, yang digantikan dengan paralysis inkomplet. Operasi yang berhasil dengan jenis ini kemudian banyak dilaporkan. Beberapa kasus yang tidak berhasil juga dilaporkan dan dilaporkan juga satu kasus kematian. Penelitian selanjutnya menganjurkan agar operasi ini hanya dilakukan jika hanya satu ekstremitas saja yang terkena.

Jenis operasi lainnya dikenal pada tahun 1931, yang terdiri atas pemotongan jalur ekstrapiramidal pada medulla spinalis segmen servikal. Traktus extrapyrarnidal merupakan sistem desenden yang panjang yang menyambungkan dengan lesi dibagian atasnya, namun tidak mengikuti lesi pada daerah kortikal atau kapsuler.

DAFTAR RUJUKAN

1. Putnam, TJ, . The Diagnosis And Treatment Of Athetosis And Dystonia, Available From URL : www.jbjs.org

2. Atethosis, available from URL : http://en.wikipedia.org/wiki/athetosis.htm

3. Atethosis, available from URL : http://www.1911encyclopedia.org/atethosis.htm

Tidak ada komentar: