NUTRISI IBU HAMIL
PENDAHULUAN
Ibu yang sedang hamil bersangkutan pula dengan proses pertumbuhan, yaitu proses pertumbuhan janin dalam kandungan, dan pertumbuhan berbagai organ ibu pendukung proses kehamilan tersebut. Oleh sebab itu diperlukan tambahan nutrisi bagi pertumbuhan tersebut.
Tidak ada diet khusus untuk ibu hamil, dalam artian tidak ada makanan tertentu yang harus dihindari ataupun harus dimakan oleh wanita yang sedang hamil. Namun demikian, kebanyakan wanita hamil memerlukan pola diet tertentu untuk mencapai kebutuhan ekstra zat-zat gizi yang diperlukan.
Pertambahan kebutuhan zat-zat gizi terjadi karena beberapa komponen yang mengalami penambahan, yaitu :
Janin 3.400 g
Plasenta dan Payudara 1.350 g
Darah 1.250 g
Cairan ekstra selular 1.200 g
Lemak ( cadangan ibu ) 4.000 g
Lain - lain
(uterus, pembesaran payudara, cairan lain) 1.300 g +
Total 12.500 g
Pada kehamilan Trimester I ( minggu 1 - 13 ), kebutuhan gizi masih tetap seperti biasa
Pada kehamilan Trimester II ( minggu 13 - 26 ), dimana pertumbuhan janin cepat, ibu memerlukan tambahan kalori ± 285 dan protein lebih tinggi dari biasa menjadi 1,5g / kg BB
Pada kehamilan Trimester III ( minggu 27 - lahir ), kalori sama dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2 g / kg BB.
KEBUTUHAN GIZI
Ibu hamil memerlukan makanan lebih banyak daripada biasanya. Selain untuk keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya. Agar janin dapat berkembang baik, makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi berikut:
Kalori. Asupan kalori harus ditambah 300- 400 kkal per hari selama masa kehamilan. Tambahan kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi sesuai dengan pola makan empat sehat lima sempurna. Idealnya, 55% kalori berasal dari umbi-umbian dan nasi sumber karbohidrat, 35% dari lemak nabati dan hewani, 10% dari protein dan sisanya dari sayur-sayuran dan buah-buahan.
Asam Folat. Pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan, embrio janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel. Tambahan 400 mikrogram asam folat per hari diperlukan selama trimester pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan janin tidak berkembang sempurna sehingga terlahir dengan kelainan bawaan seperti anenchephaly (tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak bersambung) dan bibir sumbing. Asam folat yang juga dikenal sebagai vitamin B9 banyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau dan buah-buahan.
Protein. Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pembentukan sel dan darah. Ibu hamil membutuhkan protein sebanyak 60 gram per hari (lebih banyak 10 gram dari biasanya), yang dapat diperoleh dari daging, ikan, putih telur, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
Kalsium. Konsumsi kalsium 1000 mg/hari diperlukan untuk menjaga pertumbuhan tulang dan gigi, kontraksi otot dan sistem syaraf.
Vitamin A. Vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, fungsi mata dan pertumbuhan tulang. Namun begitu, konsumsi vitamin A tidak boleh berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan embrio.
Zat Besi. Zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan darah. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia yang berbahaya bagi ibu dan bayinya. Suplemen zat besi mungkin diperlukan mulai minggu ke-20 kehamilan, terutama bila ibu hamil memperlihatkan tanda-tanda anemia. Ibu hamil membutuhkan zat besi 30 mg/hari atau dua kali lipat dari biasanya.
Vitamin C. Vitamin C bermanfaat memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh, selain untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.
Vitamin D. Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang karena membantu penyerapan kalsium.
Pantangan
Beberapa makanan dan zat lain yang harus dihindari selama kehamilan:
Kopi dan teh. Kafein pada kopi dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi berberat badan rendah. Bila ibu hamil sudah terbiasa minum kopi, sebaiknya porsinya dikurangi menjadi tidak lebih dari 2 cangkir per hari. Teh yang dikonsumsi berlebihan juga dapat mengganggu penyerapan zat gizi pada usus.
Alkohol dan rokok. Konsumsi alkohol dan merokok berbahaya bagi janin karena apa yang dikonsumsi ibu juga dikonsumsi janin, padahal kondisi fisiknya masih sangat rentan.
Makanan mentah/setengah matang. Makanan mentah dan setengah matang dapat membawa bibit penyakit penyebab listeriosis dan toksoplasmosis yang berbahaya bagi janin. Makanan tersebut antara lain: keju segar, susu segar (non-pasteurisasi), telur mentah/setengah matang, salad dan sate kambing/ayam yang kurang matang.
Ikan tertentu yang kaya merkuri. Beberapa ikan tertentu yang mengandung merkuri tinggi seperti mackerel (biasanya dalam kaleng), kerang dan ikan pari sebaiknya dihindari.
PENGECEKAN KEBUTUHAN GIZI
Kecukupan gizi berupa vitamin dan mineral dapat dilihat dari tidak adanya gejala kekurangan vitamin/mineral, seperti anemia, gusi berdarah, dan lainnya. Indikator kecukupan gizi juga terlihat pada kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan. Kenaikan berat badan tersebut bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.
Minggu Kenaikan berat badan
0 s.d. 12 1-2 kg
12 s.d. 28 0,3 - 0,4 kg
28 s.d. 40 1-3 kg
GUNA MAKANAN SEHAT
§ Menjaga kesehatan ibu
§ Memenuhi kebutuhan gizi janin
§ Mempersiapkan cadangan untuk bayi beberapa waktu setelah lahir
§ Persiapan untuk produksi ASI yang dibutuhkan bayi setelah lahir
Selama kehamilan ibu mempersiakan diri untuk masa laktasi : payudara membesar, cadangan energi (lemak tubuh bertambah)
Ini dipakai untuk produk ASI pada masa laktasi yang didapat dari makanan ibu shari-hari
Produk ASI 300-900 ml rata-rata 750 ml untuk menghasilkan ini diperlukan energi 600 Kkal : 200 Kkal (cadangan ), 400Kkal (makanan)
Untuk menjaga kualitas ASI yang baik harus diperhatikan kualitas dan kuantitas makanan ibu sehari-hari
Produksi ASI untuk setiap individu tidak sama tergantung dari reaksi
Rangsangan hisap, pagi/siang (reflek neurohormonal)
Hormon-hormon
Makanan Ibu
Perkembangan payudara
Umur anak
Ibu : umur, paritas, kesehatan
PENGARUH KURANG GIZI PADA IBU HAMIL
1. Terhadap ibu selama hamil
§ Anemia
§ Pendarahan
§ BB ibu hamil tidak bertambah secara normal
§ Infeksi dan sepsis puerperalls
2. Terhadap persalinan
§ Persalinan sulit dan lama
§ Persalinan sebelum waktunya ( prematur )
§ Pendarahan setelah persalinan
§ Persalinan dengan operasi cenderung meningkat
3. Terhadap Janin
§ Keguguran
© Bayi lahir mati
© Kematian neonatal
© Cacat bawaan
© Anemia pada bayi
© Asfiksia Intra partum ( mati dalam kandungan )
© Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )
© Nilai apgar < 10 ( skor kesehatan bayi baru lahir )
GANGGUAN PADA KEHAMILAN
1. Mual dan muntah
2. Rasa kepenuhan
3. Konstipasi ( sulit buang air besar )
4. Diabetes mellitus ( DM )
5. Anemia
6. Toksimia (eklamsia)
Diet Pada Hiperemesis
1. Tinggi karbohidrat & rendah lemak
2. Makanan sedikit kuah (minum dipisahkan dari waktu makan)
3. Mudah dicerna dan tidak merangsang (kurangi bumbu)
4. Porsi kecil tapi sering
5. Makanan yang menyegarkan
Diet Pada Toksemia Gravidarum
Tujuan : 1. Mengganti protein yang hilang
2. Mengurangi retensi air & garam
3. Menjaga BB tidak naik berlebihan
Syarat : 1. Cukup kalori
2. Rendah garam
3. Tinggi protein degn. Perhatikan Fungsi ginjal bila terganggu à Protein
rendah
Untuk kasus ringan perbanyak istirahat, contohnya dua jam tirah baring pada sore hari dan tidur yang cukup yang dapat dicapai bila perlu menggunakan obat-obat hipnotik – sedatif, adalah sangat penting. Tidak diperlukan untuk membatasi asupan air atau protein, jika fungsi renal memuaskan.
Pada kasus-kasus berat dan ringan yang tidak merespon dengan perlakuan diatas harus secepatnya dirujuk ke rumah sakit. Untuk mengoptimalkan tirah baring dan pemberian obat-obat hipnotik-sedatif seperti magnesium sulfat IV, asupan protein sudah harus dikurangi. Obat-obat antihipertensi sedapat mungkin tidak digunakan, karena dapat menurunkan aliran darah utero-plasenta sehingga membahayakan bagi janin. Jika terdapat vomitus, pasien hanya boleh mengkonsumsi sejumlah kecil susu atau jus buah yang diencerkan setiap 2 jam sampai terdapat perbaikan. Biasanya pasien mengalami perbaikan di rumah sakit dan diperbolehkan pulang, namun harus diawasi secara ketat. Bila tidak didapat perbaikan, yang terbaik bagi ibu adalah terminasi kehamilan.
Jika terdapat oliguria yang parah (kurang dari 200 ml/hari) atau bahkan anuria, pengeluaran nitrogen dalam urin berkurang, sehingga kadar urea dalam darah meningkat. Pengobatan dengan memberikan glukosa 100 – 300 gram perhari dan cairan dalam jumlah yang dibatasi (500 – 1000 ml perhari) secara intravena atau melalui drip intragastrik. Disarankan melahirkan dengan seksio Caesaria.
DAFTAR PUSTAKA
Sediaoetama, Djaeni A. Ilmu Gizi Umtuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. Dian Rakyat; Jakarta. 2000
Prajitno, Dedi. Gizi Masyarakat, Kumpulan kuliah. Unpad. 1999
Stanley D, et.al. Human Nutrition and Dietetics 7eh ed. Edinburgh; Churcill Livingstone; 1979
Nutrisi Ibu Hamil, available from URL : http://sehatbugar.org/kehamilan/nutrisi-ibu-hamil.htm
Nutrisi Penting Masa Hamil, available from URL : http://ibudananak.blog.dada.net/post/533255/Nutrisi+Penting+Masa+Hamil.htm
1 komentar:
tumbuh kembang dan kecerdasan bayi bisa bergantung pada kualitas nutrisi ibu hamil yang dikonsumsi. Semakin banyak dan lengkap kandungan gizinya, maka semakin baik juga perkembangan janin selama dalam kandungan.
Posting Komentar