Kamis, 06 Maret 2008

LIMFOMA

LIMFOMA

Pendahuluan

Penyakit keganasan primer jaringan limfoid dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu penyakit Hodgkin dan non-hodgkin. Penyakit ini menyerang kelenjar getah bening dan ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening yang terkena.

Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan) .

Limfoma hodgkin (Hodgkin's Disease)

Limfoma jenis ini dikarektisasi dengan adanya sel maligna khusus, yang disebut dengan sel Reed-Sternberg, pada limfonodus atau jaringan limfatik lainnya.

Gejala awal tersering dari Hodgkin's disease pembesaran limfonodus yang tidak nyeri (suatu keadaan yang disebut pembesaran kelenjar) terutama di leher, pada lengan bawah, atau daerah inguinal. Jika kanker ini melibatkan thymus, tekanan yang dihasilkan dapat menyebabkan batuk yang tidak dapat dijelaskan (unexplained cough), nafas pendek, atau masalah sirkulasi dari dan menuju jantung. Sekitar sepertiga dari seluruh pasien tidak memiliki gejala yang spesifik, termasuk kelelahan, kurang nafsu makan, gatal-gatal, atau bintik-bintik merah dan bengkak. Demam yang tidak bisa dijelaskan, keringat malam, dan penurunan berat badan juga sering terjadi.

Hodgkin disease berasal dari turunan limfosit B spesifik yang abnormal. Yang dibedakan dengan adanya penanda genetik yang unik.

Limfoma non Hodgkin

Adalah suatu keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat. Lebih dari 45.000 pasien didiagnosis sebagai Limfoma non Hodgkin (LNH) setiap tahun di Amerika Serikat. Sebagian besar pasien tidak menampakan gejala (asimtomatik), kurang lebih 2%, pasien mengalami demam, keringat malam dan penurunan berat badan. Penentuan stadium ditentukan berdasarkan pada jenis patologi dan tingkat keterlibatan. Jenis patologi (tingkat rendah, sedang dan tinggi) didasarkan pada formulasi kerja yang baru. Tingkat keterlibatan ditentukan dengan klasifikasi Ann Arbor.

Beberapa dari limfoma ini berkembang sangat lambat (dalam beberapa tahun), sedangkan yang lainnya menyebar dengan cepat (dalam beberapa bulan). Penyakit ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan penyakit Hodgkin

Penggolongan Histologis NHL

Anggapan pertama adalah bahwa status diferensiasi limfosit dapat dilihat dari ukuran dan konfigurasi intinya, sel-sel limfoid yang kecil dan bulat dianggap sebagai sel-sel yang berdiferensiasi baik, dan sel-sel limfoid kecil yang tidak beraturan bentuknya dianggap sebagai limfosit yang berdiferensiasi buruk.

Anggapan kedua adalah sel-sel limfoid besar dengan inti vesikular dan mempunyai banyak sitoplasma yang biasanya berwarna pucat dianggap berasal dari golongan monosit makrofag (histiosit).

Tanda-Tanda Imunologis NHL

Limfosit B mengandung imunoglobulin permukaan (surface immunoglobulins) yang dapat diwarnai dan menampilkan reseptor-reseptor untuk komplemen dan fraksi Fc dari imunoglobulin. Limfosit T tidak mempunyai imunoglobulin permukaan yang dapat diwarnai tetapi mempunyai kemampuan membentuk ikatan dengan sel-sel darah merah biri-biri.

Dengan demikian limfosit B dan T dapat dikenal dan ditetapkan jumlahnya baik dalam darah tepi maupun dalam suspensi sel yang berasal dari jaringan limfoid. Pendekatan ini telah membuktikan bahwa sebagian besar LNH berasal dari sel B dan bahwa sel yang berproliferasi biasanya monoklonal.1,5

Etiologi dan Patogenesis

Abnormalitas sitogenik, seperti translokasi kromosom. Limfoma malignum subjenis sel yang tidak berdiferensiasi (DU) ialah LNH derajat keganasan tinggi lainnya, jarang dijumpai pada dewasa tetapi sering ditemukan pada anak. Subjenis histologis ini mencakup limfoma Burkitt, yang merupakan limfoma sel B dan mempunyai ciri abnormalitas kromosom, yaitu translokasi lengan panjang kromosom nomor 8 (8q) biasanya ke lengan panjang kromosom nomor 14 (14q+).

Infeksi virus, salah satu yang dicurigai adalah virus Epstein-Barr yang berhubungan dengan limfoma Burkitt, sebuah penyakit yang biasa ditemukan di Afrika. Infeksi HTLV-1 (Human T Lymphoytopic Virus type 1).

Gambaran Klinis

Gejala pada sebagian besar pasien asimtomatik, sebanyak 2% pasien dapat mengalami demam, keringat malam dan penurunan berat badan. Pada pasien dengan limfoma indolen dapat terjadi adenopati selama beberapa bulan sebelum terdiagnosis, meskipun biasanya terdapat pembesaran persisten dari nodul kelenjar bening. Untuk ekstranodalnya, penyakit ini paling sering terjadi pada lambung, paru-paru dan tulang, yang mengakibatkan karakter gejala pada penyakit yang biasa menyerang organ-organ tersebut.

Gejala awal yang dapat dikenali adalah pembesaran kelenjar getah bening di suatu tempat (misalnya leher atau selangkangan) atau di seluruh tubuh. Kelenjar membesar secara perlahan dan biasanya tidak menyebabkan nyeri.

Gejala

Penyebab

Kemungkinan timbulnya gejala

Gangguan pernafasan
Pembengkakan wajah

Pembesaran kelenjar getah bening di dada

20-30%

Hilang nafsu makan
Sembelit berat
Nyeri perut atau perut kembung

Pembesaran kelenjar getah bening di perut

30-40%

Pembengkakan tungkai

Penyumbatan pembuluh getah bening di selangkangan atau perut

10%

Penurunan berat badan
Diare
Malabsorbsi

Penyebaran limfoma ke usus halus

10%>

Pengumpulan cairan di sekitar paru-paru
(efusi pleura)

Penyumbatan pembuluh getah bening di dalam dada

20-30%

Daerah kehitaman dan menebal di kulit yang terasa gatal

Penyebaran limfoma ke kulit

10-20%

Penurunan berat badan
Demam
Keringat di malam hari

Penyebaran limfoma ke seluruh tubuh

50-60%

Anemia
(berkurangnya jumlah sel darah merah)

Perdarahan ke dalam saluran pencernaan
Penghancuran sel darah merah oleh limpa yang membesar & terlalu aktif
Penghancuran sel darah merah oleh antibodi abnormal (anemia hemolitik)
Penghancuran sumsum tulang karena penyebaran limfoma
Ketidakmampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sejumlah sel darah merah karena obat atau terapi penyinaran

30%, pada akhirnya bisa mencapai 100%

Mudah terinfeksi oleh bakteri

Penyebaran ke sumsum tulang dan kelenjar getah bening, menyebabkan berkurangnya pembentukan antibodi

20-30%

Dengan menerapkan kriteria yang digunakan oleh Rosenberg dan Kaplan untuk menentukan rantai-rantai kelenjar getah bening yang saling berhubungan. Jones menemukan bahwa pada 81% di antara 97 penderita LNH jenis folikular dan 90% di antara 93 penderita LNH jenis difus, penyebaran penyakit juga terjadi dengan cara merambat dari satu tempat ke tempat yang berdekatan. Walaupun demikian hubungan antara kelenjar getah bening daerah leher kiri dan daerah para aorta pada LNH jenis folikular tidak sejelas seperti apa yang terlihat pada LNH jenis difus.

Rosenberg melaporkan bahwa pada semua penderita LNH difus dengan jangkitan pada sumsum tulang, didapati jangkitan pada kelenjar getah bening para-aorta yang terjadi sebelumnya atau bersamaan dengan terjadinya jangkitan pada sumsum tulang. Di antara semua subjenis LNH menurut klasifikasi Rappaport subjenis histiotik difus menunjukkan angka yang terendah dari jangkitan penyakit pada hati.1,4

Diagnosis Banding

* Limfoma Hodgkin

Penyakit Hodgkin adalah suatu jenis keganasan sistem kelenjar getah bening dengan gambaran histologis yang khas. Ciri histologis yang dianggap khas adalah adanya sel Reed-Sternberg atau variannya yang disebut sel Hodgkin dan gambaran selular getah bening yang khas.

Gejala utama adalah pembesaran kelenjar yang paling sering dan mudah dideteksi adalah pembesaran kelenjar di daerah leher. Pada jenis-jenis tipe ganas (prognosis jelek) dan pada penyakit yang sudah dalam stadium lanjut sering disertai gejala-gejala sistemik yaitu: panas yang tidak jelas sebabnya, berkeringat malam dan penurunan berat badan sebesar 10% selama 6 bulan. Kadang-kadang kelenjar terasa nyeri kalau penderita minum alkohol. Hampir semua sistem dapat diserang penyakit ini, seperti traktus gastrointestinal, traktus respiratorius, sistem saraf, sistem darah, dan lain-lain.

* Limfadenitis Tuberkulosa

Merupakan salah satu sebab pembesaran kelenjar limfe yang paling sering ditemukan. Biasanya mengenai kelenjar limfe leher, berasal dari mulut dan tenggorok (tonsil).

Pembesaran kelenjar-kelenjar limfe bronchus disebabkan oleh tuberkulosis paru-paru, sedangkan pembesaran kelenjar limfe mesenterium disebabkan oleh tuberkulosis usus. Apabila kelenjar ileocecal terkena pada anak-anak sering timbul gejala-gejala appendicitis acuta, yaitu nyeri tekan pada perut kanan bawah, ketegangan otot-otot perut, demam, muntah-muntah dan lekositosis ringan.

Mula-mula kelenjar-kelenjar keras dan tidak saling melekat, tetapi kemudian karena terdapat periadenitis, terjadi perlekatan-perlekatan.

Stadium Penyakit

Penentuan stadium didasarkan pada jenis patologi dan tingkat keterlibatan. Jenis patologi (tingkat rendah, sedang atau tinggi) didasarkan pada formulasi kerja yang baru. Tingkat keterlibatan ditentukan sesuai dengan klasifikasi Ann Arbor.

a. Formulasi kerja yang baru

Tingkat rendah: Tipe yang baik

1. Limfositik kecil

2. Sel folikulas, kecil berbelah

3. Sel folikulas dan campuran sel besar dan kecil berbelah

Tingkat sedang: Tipe yang tidak baik

4. Sel folikulis, besar

5. Sel kecil berbelah, difus

6. Sel campuran besar dan kecil, difus

7. Sel besar, difus

Tingkat tinggi: Tipe yang tidak menguntungkan

8. Sel besar imunublastik

9. Limfoblastik

10.Sel kecil tak berbelah

b. Tingkat keterlibatan ditentukan sesuai dengan klasifikasi Ann Arbor

Stadium I:

Keterlibatan satu daerah kelenjar getah bening (I) atau keterlibatan satu organ atau satu tempat ekstralimfatik(IIE)

Stadium II:

Keterlibatan 2 daerah kelenjar getah bening atau lebih pada sisi diafragma yang sama (II) atau keterlibatan lokal pada organ atau tempat ekstralimfatik dan satu atau lebih daerah kelenjar getah bening pada sisi diafragma yang sama (IIE).

Rekomendasi lain: jumlah daerah nodus yang terlibat ditunjukkan dengan tulisan di bawah garis (subscript) (misalnya II3)

Stadium III:

Keterlibatan daerah kelenjar getah bening pada kedua dinding diafragma (III), yang juga dapat disertai dengan keterlibatan lokal pada organ atau tempat ekstralimfatik (IIIE) atau keduanya (IIIE+S)

Stadium IV:

Keterlibatan yang difus atau tanpa disertai pembesaran kelenjar getah bening. Alasan untuk menggolongkan pasien ke dalam stadium IV harus dijelaskan lebih lanjut dengan menunjukkan tempat itu dengan simbol.

Gejala Sistemik

Tiap stadium dibagi lagi ke dalam kategori A dan B. B untuk pasien dengan gejala tertentu dan A untuk yang tanpa gejala tersebut. Klasifikasi B akan diberikan pada pasien dengan:

1. penurunan berat badan yang tidak dapat diterangkan dimana besarnya lebih dari 10% dari berat badan dalam 6 bulan sebelum masuk rumah sakit.

2. demam yang tidak dapat diterangkan dengan suhu di atas 38°C

3. keringat malam hari.

Kriteria Penentuan Stadium

Klinik (CS) bila semata-mata didasarkan pada hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium patologi (PS) bila berdasarkan biopsi dan laparotomi.

Penatalaksanaan

Tersedia beberapa sediaan kemoterapi yang sangat efektif. Obat kemoterapi bisa diberikan tunggal (untuk limfoma tingkat rendah) atau dalam bentuk kombinasi (untuk limfoma tingkat menengah dan tingkat tinggi). Pemberian kemoterapi disertai faktor pertumbuhan dan pencangkokan sumsum tulang masih dalam tahap penelitian.

Terapi yang dilakukan biasanya melalui pendekatan multidisiplin. Terapi yang dapat dilakukan adalah:

1. Derajat Keganasan Rendah (DKR)/indolen:

Pada prinsipnya simtomatik

- Kemoterapi: obat tunggal atau ganda (per oral), jika dianggap perlu: COP (Cyclophosphamide Oncovin, dan Prednisone)

- Radioterapi: LNH sangat radiosensitif. Radioterapi ini dapat dilakukan untuk lokal dan paliatif.

Radioterapi: Low Dose TOI + Involved Field Radiotherapy saja

2. Derajat Keganasan Menengah (DKM)/agresif limfoma

- Stadium I: Kemoterapi (CHOP/CHVMP/BU) + radioterapi

CHOP (Cyclophosphamide, Hydroxydouhomycin, Oncovin, Prednisone)

- Stadium II - IV: kemoterapi parenteral kombinasi,

radioterapi berperan untuk tujuan paliasi.

3. Derajat Keganasan Tinggi (DKT)

DKT Limfoblastik (LNH-Limfoblastik)

- Selalu diberikan pengobatan seperti Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)

- Re-evaluasi hasil pengobatan dilakukan pada:

1. setelah siklus kemoterapi ke-empat

2. setelah siklus pengobatan lengkap

Kombinasi sediaan kemoterapi pada Limfoma Non-Hodgkin.

Sediaan

Obat

Keterangan

Obat tunggal

Klorambusil
Siklofosfamid

Digunakan pada limfoma tingkat rendah untuk mengurangi ukuran kelenjar getah bening & untuk mengurangi gejala

CVP (COP)

Siklofosfamid
Vinkristin (onkovin)
Prednison

Digunakan pada limfoma tingkat rendah & beberapa limfoma tingkat menengah untuk mengurangi ukuran kelenjar getah bening & untuk mengurangi gejala
Memberikan respon yang lebih cepat dibandingkan dengan obat tunggal

CHOP

Siklofosfamid
Doksorubisin (adriamisin)
Vinkristin (onkovin)
Prednison

Digunakan pada limfoma tingkat menengah & beberapa limfoma tingkat tinggi

C-MOPP

Siklofosfamid
Vinkristin (onkovin)
Prokarbazin
Prednison

Digunakan pada limfoma tingkat menengah & beberapa limfoma tingkat tinggi
Juga digunakan pada penderita yang memiliki kelainan jantung & tidak dapat mentoleransi doksorubisin

M-BACOD

Metotreksat
Bleomisin
Doksorubisin (adriamisin)
Siklofosfamid
Vinkristin (onkovin)
Deksametason

Memiliki efek racun yg lebih besar dari CHOP & memerlukan pemantauan ketat terhadap fungsi paru-paru & ginjal
Kelebihan lainnya menyerupai CHOP

ProMACE/CytaBOM

Prokarbazin
Metotreksat
Doksorubisin (adriamisin)
Siklofosfamid
Etoposid
bergantian dengan
Sitarabin
Bleomisin
Vinkristin (onkovin)
Metotreksat

Sediaan ProMACE bergantian dengan CytaBOM
Kelebihan lainnya menyerupai CHOP

MACOP-B

Metotreksat
Doksorubisin (adriamisin)
Siklofosfamid
Vinkristin (onkovin)
Prednison
Bleomisin

Kelebihan utama adalah waktu pengobatan (hanya 12 minggu)
Kelebihan lainnya menyerupai CHOP

Pengobatan baru yang masih dalam penelitian adalah antibodi monoklonal yang telah digabungkan dengan racun, yang memiliki bahan racun (misalnya senyawa radioaktif atau protein tanaman yang disebut risin), yang menempel di antibodi tersebut.

Antibodi ini secara khusus akan menempel pada sel-sel limfoma dan melepaskan bahan racunnya, yang selanjutnya akan membunuh sel-sel limfoma tersebut.

Pada pencangkokan sumsum tulang, sumsum tulang diangkat dari penderita (dan sel limfomanya dibuang) atau dari donor yang sesuai dan dicangkokkan ke penderita.

Prosedur ini memungkinkan dilakukannya hitung jenis darah, yang berkurang karena kemoterapi dosis tinggi, sehingga penyembuhan berlangsung lebih cepat.
Pencangkokan sumsum tulang paling efektif dilakukan pada penderita yang berusia dibawah 55 tahun dan bisa menyembuhkan sekitar 30-50% penderita yang tidak menunjukkan perbaikan terhadap pemberian kemoterapi.

Tetapi pencangkokan sumsum tulang memiliki resiko, sekitar 5% penderita meninggal karena infeksi pada minggu pertama, sebelum sumsum tulang membaik dan bisa menghasilkan sel darah putih yang cukup untuk melawan infeksi. Pencangkokan sumsum tulang juga sedang dicoba dilakukan pada penderita yang pada awalnya memberikan respon yang baik terhadap kemoterapi tetapi memiliki resiko tinggi terjadinya kekambuhan.

Prognosis

Banyak pasien yang dapat mencapai respons sempurna, sebagian diantaranya dengan limfoma sel besar difus, dapat berada dalam keadaan bebas gejala dalam periode waktu yang lama dan dapat pula disembuhkan. Pemberian regimen kombinasi kemoterapi agresif berisi doksorubisin mempunyai respons sempurna yang tinggi berkisar 40-80%.

Beberapa penderita bisa mengalami kesembuhan total, sedangkan penderita lainnya harus menjalani pengobatan seumur hidupnya. Kemungkinan penyembuhan atau angka harapan hidup yang panjang tergantung kepada jenis limfoma dan stadkum penyakit pada saat pengobatan dimulai.

Biasanya jenis yang berasal dari limfosit T tidak memberikan respon sebaik limfosit B. Angka kesembuhan juga menurun pada:

- penderita yang berusia diatas 60 tahun

- limfoma yang sudah menyebar ke seluruh tubuh

- penderita yang memiliki tumor (pengumpulan sel-sel limfoma) yang besar

- penderita yang fungsinya dibatasi oleh kelemahan yang berat dan ketidakmampuan bergerak.

Kesimpulan

1. Penyakit keganasan primer jaringan limfoid dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu penyakit Hodgkin dan non-hodgkin

2. Limfoma Hodgkin bercirikan dengan adanya sel maligna khusus, yang disebut dengan sel Reed-Sternberg, pada limfonodus atau jaringan limfatik lainnya

3. Limfoma malignum non Hodgkin adalah suatu keganasan primer jaringan limfoid yang bersifat padat.

4. Etiologi NHL adalah abnormalitas sitogenik, seperti translokasi kromosom. Bisa juga disebabkan oleh infeksi virus seperti virus Epsteinbarr dan infeksi HTLV-1 (Human T Lymphotropic virus tipe 1)

5. Gambaran klinis pada sebagian besar pasien asimtomatik sebanyak 2% pasien dapat mengalami demam, keringat malam dan penurunan berat badan.

6. Diagnosis banding NHL dan limfadenitis tuberkulosa. Pada limfoma Hodgkin mempunyai gambaran histologis yang khas. Sedangkan limfadenitis tuberkulosa, biasanya mengenai kelenjar limfe leher, berasal dari mulut dan tenggorok (tonsil).

7. NHL mempunyai 4 stadium. Di sini dibagi atau ditetapkan tingkat penyakit: tahap I, tahap II, tahap III dan tahap IV.

8. Penatalaksanaan yang dilakukan biasanya melalui pendekatan multidisiplin. Sesuai dengan derajat keganasan, dari yang rendah, menengah dan keganasan tinggi.

4 komentar:

maya putri mengatakan...

kereeen

Dokter yusuf mengatakan...

Setelah saya baca blog ini alhamdulillah sudah sering saya tangani dan saudara saya ada yang tr kena penyakit ini bahkan sudah std 4...semua pengobatan sudah di lakukan tapi semua nya tidak ada hasil fositip nya...akhir nya ada teman saya dari china yg menyarankan pakai obat dari dia...dan alhamdulillah hasil nya memuaskan sekarang saudara saya sudah sembuh dari penyakit nya..dan sudah banyak yang tr bantu...buat bpk/ ibu yang mau Konsultasi tentanh pengobatan yg tr baik tanpa epeksamping tanpa oprasi seperti saudara saya dan yang lainya..untuk penyakit ini langsung dengan saya sendiri yang sudah pengalaman dari saudara saya dan yang sudah-sudah yg kena penyakit ini silahkan anda hub saya via:
Hp:085361675232
Bbm: 7cb2b113
SAYA TIDAK MELAYANI KONSULTASI VIA SMS / MC.
Di jamin sembuh total...
Syarat dan pantangan br laku...

Unknown mengatakan...

fuji sukur kepada allah swt yg telah menyembuhkan penyakit saya yg selama ini saya alamai selama 2 tahun tr akhir ini, sudah saya brobatdi beberapa rumah sakit yang ada di daerah saya tinggal tapi tidak membuah kan hasil dan saya juga sudah brobat ke beberapa dokter praktek di sini juga hasil nya belum maksimal, tapi setelah saya buka internet dan ingin engetahui seberapa bahaya nya bila penyakit saya ini tak kunjung sembuh dan sebab saya sulit untuk sembuh.. akhir nya saya lihat no pak yusuf di sini dan saya cob hub beliau demi mendapat kesembuhn saya, tapi saya tr kejut kalau pak yusuf itu tinggal di aceh , tapi saya iklahs saja dan saya ikuti semua saran dari beliau, dan baru beberapa minggu saya kosumsi obat yg beliau kirim tubuh saya meresponnya dng baik dan sedikit enakan di badan, dan setelah beberapa minggu saya sudah sembuh dan saya sangat br sukur atas kesembuhan saya yg di berikan allah melalui pak yusuf hanya dalam tempo beberapa minggu tepat nya 6 minggu. bagi saudara yang msih mencari kesembuhan da pengobatan buat penyakit sudara coba brobat ke pak yusuf ini, karna saya sudah sembuh saya yakin untuk merekomendasi kan no pak yusuf agar saudara ku sekalian juga bisa sembuh sprti saya sekarang ini.ini no pak yusuf 085361675232 wa nya 085361675232. semoga saudara bisa sembuh juga sperti saya ni amin.....

Mayor sutrisno mengatakan...

Trimakasih dokter yusuf atas perhatian dan saran dan obat nya dan bimbing an nya... Alhamdulillah pasien nya sudah sembuh dan sehat... Ini sudah ber jalan 1 tahun tidak ada masalah... Semoga dokter yusuf nantinya bisa selalu menjadi perantaran kesembuhan pasien kanker lainnya amin...
Buat saudara sekalian yang lagi mencari kesembuhan saya rekomendasi brobat lah dengan dokter yusuf insyah Allah bisa sembuh juga amin...